Jumat, 27 April 2012

jurnal ilmiah - perpustakaan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perpustakaan Oleh Hapsari Meidita dheeta93@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah menunjukkan pengaruh yang luar biasa disetiap sendi kehidupan manusia. Hal tersebut telah merambah pula ke perpustakaan. Kemajuan teknologi informasi membawa perubahan mendasar dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Untuk itu perpustakaan sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa informasi, perlu melakukan inovasi berbasis kebutuhan pengguna informasi. Bila dahulu fungsi perpustakaan lebih berkonsentrasi pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik seperti dokumen tercetak dengan dilengkapi sistem katalog kartu, maka kini dengan berkembangnya teknologi informasi perpustakaan dituntut menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk elektronik. Dengan harapan ke depan penyebaran informasi dapat terakses melalui internet dengan informasi yang realtime (pada saat itu juga), sehingga pengguna akan mendapatkan kepuasan layanan yang beragam secara relevan, akurat, dan cepat. Dengan kemajuan teknologi, keberhasilan sebuah perpustakaan tidak lagi diukur dengan menghitung berapa orang yang datang mengunjungi perpustakaannya, tetapi seberapa jauh aksesibilitas informasi yang ditawarkan oleh perpustakaan tersebut. Kata kunci : teknologi informasi dan komunikasi, perpustakaan, internet, aksebilitas informasi I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi, hal ini menyebabkan perubahan sistem pada instansi atau perusahaan juga harus mengubah cara kerja mereka. Teknologi informasi banyak digunakan untuk pengelolaan pekerjaan karena daya efektivitas dan efisiensinya yang sudah terbukti mampu mempercepat kinerja pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan atau omset yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. Penggunaan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari mempermudah pertukaran informasi dan data antarwilayah sehingga penyebaran pengetahuan menjadi begitu cepat. Kemajuan paling terlihat adalah pada penggunaan teknologi informasi dalam proses pengolahan data menjadi informasi menjadi cepat dan dilakukan secara otomatis. Tentu saja untuk menjamin kualitas dari hasil pengolahan teknologi informasi harus dilakukan rangkaian pengujian sebelum dipergunakan (trial and error). Perkembangan dunia perpustakaan dilihat dari segi koleksi data dan dokumen yang disimpan, diawali dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog (index). Perkembangan muthakir adalah munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet), selain itu dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, saat ini muncul akan pengguna teknologi informasi untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system) (Romi, 2003:1). Dengan kemajuan dan informasi yang merambah kesemua aspek kehidupan termasuk perpustakaan, maka sudah semestinya semua perpustakaan memanfaatkan teknologi informasi tersebut dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi, perpustakaan dapat meningkatkan kualitas layanan perpustakaan serta citra pustakawan itu sendiri. Agar pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien maka terlebih dahulu harus disiapkan seluruh sarana dan prasarana pendukungnya termasuk sumber daya manusianya. 2. Rumusan Masalah Mengapa revolusi informasi juga melanda perpustakaan? Bagaimana penerapan teknologi informasi di perpustakaan ? Bagaimana dampak perkembangan teknologi informasi dalam perpustakaan? Bagaimana menghadapi perkembangan teknologi informasi & komunikasi perpustakaan? 3. Tujuan Tujuan dari adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam perpustakaan adalah: 1. Memberikan pelayanan yang lebih cepat bagi pengguna 2. Menyajikan laporan yang lebih cepat, akurat, dan mudah dibaca untuk pengambilan kebijaksanaan 3. Meningkatkan efisiensi kerja pustakawan 4. Meningkatkan perfoma perpustakaan 4. Manfaat Manfaat dari perkembangan teknologi informasi di perpustakaan yakni: Teoritis: 1. Meningkatkan kualitas layanan Peningkatan kualitas layanan pada kecepatan pencarian referensi, kelengkapan data referens, keberadaan buku, kondi, peminjaman, pembuatan KTA, dan akses 2. Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan Pengambilan keputusan baik bagi pengguna maupun pengelolaan perpustakaan menjadi cepat dan akurat dengan ketersediaan data-data 3. Pengembangan otomasi perpustakaan Perpustakaan sebagai pilar utama dalam melestarikan dan menyediakan informasi ilmu pengetahuan perlu didukung kebutuhan TI seiring dengan kegiatan menulis, mencetak, mendidik, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi yang semakin berkembang dan beragam. Penerapan TI di perpustakaan difungsikan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mengelola data-data dalam bentuk basis data serta menyediakannya menjadi informasi yang berguna menjadi masyarakat dalam kemasan digital yang fleksibel dan mudah dibagikan. Praktis: 1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan 3. Meningkatkan citra perpustakaan 4. Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global II. PEMBAHASAN 1. Terjadinya revolusi informasi yang melanda perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu dari sumber informasi yang telah memiliki kapabilitas dan kompetensi tentang arti dari informasi itu sendiri. Perpustakaan memiliki hak untuk mendapatkan, mengolah, memproses serta menyebarkan informasi yang terseleksi dan aktual kepada pengguna perpustakaan ataupun masyarakat luas. Jadi informasi yang dihasilkan oleh perpustakaan adalah informasi yang betul-betul berguna untuk masyarakat. Artinya informasi yang disajikan bukan semata-mata informasi yang biasa-biasa saja tetapi telah melalui tahapan pemrosesan oleh pustakawan yang memiliki kompetensi dalam menyajikan informasi tersebut. Jika sudah demikian maka sah saja apabila kemudian orientasi hasil dari pengolahan dan pengelolaan informasi tersebut adalah untuk kepentingan pengguna (user oriented). Pengguna adalah target utama dari perpustakaan. Ini dilakukan adalah untuk memberikan layanan yang lebih berkualitas dan lebih baik. Menjadi hal yang penting dilakukan karena kemudahan akses informasi tidak semata-mata dimonopoli oleh perpustakaan, tetapi kondisinya justru sebaliknya. Perpustakaan terkadang kurang memperhatikan pekembangan perilaku dari pencari informasi yang selalu menginginkan layanan yang fleksibel, mudah, cepat seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apabila perpustakaan tidak mengakomodasi revolusi ICT untuk kemudahan layanan perpustakaan yang dirasa cukup menyulitkan bagi sebagian masyarakat, maka dipastikan perpustakaan akan ditinggalkan dan sepi dari aktivitas kunjungan masyarakat. Bisa dimaklumi apabila masyarakat yang telah terbiasa dengan layanan internet on line misalnya tentunya akan lebih cepat mendapatkan informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine) dari yahoo ataupun dari google daripada harus keperpustakaan. Tentu alasanya adalah kemudahan akses yang diberikan, dengan sekali “klik” jutaan informasi didapatkan, sementara kalau diperpustakaan jawabnya tunggu dulu. Problem seperti ini yang sejatinya sedang melanda layanan perpustakaan. Perpustakaan belum berupaya mengaplikasikan perangkat ICT untuk melakukan kegiatan dalam sistem kerumahtanggaan perpustakaan. Dalam perpustakaan, teknologi informasi biasanya dirtikan sebagai perpaduan antara: 1. komputer, yang mencakup komponen perangkat keras dan perangkat lunak, 2. komunikasi data yang memungkinkan komputer yang berdiri sendiri terintegrasi pada jaringan komputer baik lokal maupun internasional, 3. media penyimpanan dan metode yang merepresentasikan data dengan tujuan untuk memperoleh, mengolah, menyimpan, serta menyampaikan informasi. (Hasugian, Joner, 2000). Dengan adanya revolusi penggunaan perangkat teknologi informasi diperpustakaan memberi dampak pada perkembangan perpustakaan yang semakin dinamis menyesuaikan dengan tren teknologi yang digunakan. Antara perpustakaan dan perangkat ICT saling melengkapi untuk dapat memberikan layanan informasi kepada masyarakat yang lebih variatif dan kompetitif. Hasil perpaduan antara perkembangan ICT dengan perpustakaan adalah berubahnya pola perilaku pustakawan dalam memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Secara umum perpustakaan yang telah mengaplikasikan perangkat ICT menyebutnya dengan nama perpustakaan digital ataupun perpustakaan virtual, meskipun sebenarnya masih terbatas pada cantuman data bibliografi koleksi yang terdigitalkan. 2. Penerapan Teknologi Informasi Dalam Perpustakaan Penerapan teknologi informasi (TI) di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini yang mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam aktivitas kesehariannya. Tuntutan perubahan yang semakin besar ini seakan menjadi “tantangan” bagi perpustakaan untuk berbenah dan selalu inovatif untuk dapat memberikan layanan yang terbaik melalui fasilitas TI. Berdasarkan perubahan yang terjadi di perpustakaan, sebenarnya perubahan ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yakni perubahan institusi dan perubahan penggunaan perpustakaan . Koleksi di perpustakaan memiliki jenis yang beragam sehingga perlu penataan agar memudahkan pengguna untuk mengakses dan mendapatkannya. Koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak perpustakaan berupa buku, jurnal penelitian, majalah, bulletin, koran, dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya bahkan saat ini sudah dikembangkan koleksi perpustakaan dalam bentuk Compact Disk (CD) dan studio audio. Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistik elektronik, dan lain sebagainya. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang pengelola sumber informasi yang sudah seharusnya terjamah penerapan teknologi informasi yang telah berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi, perpustakaan digital atau digital library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukural lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya, Hari demi hari perpustakaan terus berbenah agar fungsinya sebagai penyedia gerbang ilmu kemajuan dunia menjadi semakin berperan. Yang paling utama dari penerapan teknologi informasi adalah fungsi kemudahan yang diberikan untuk pustakawan dan penggunaan perpustakaan. Perkembangan terakhir menunjukkan kecepatan pengembangan perpustakaan telah banyak dipengaruhi oleh sentuhan teknologi. Hal ini karena pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan fungsi peran perpustakaan sebagai media penyebaran ilmu pengetahuan dan informasi, selain juga dengan teknologi mampu meningkatkan kecepatan efektivitas kerja dari pengelolaan atau pustakawan itu sendiri. Salah satu hal yang sangat dirasakan manfaatnya dengan kehadiran teknologi informasi adalah adanya “database” atau basis data menggunakan komputer dalam perpustakaan digital (digital library baik online maupun offline) Dalam perkembangan sekarang perpustakaan yang di dalamnya terpasang berbagai sarana komputer dengan kemampuan alat yang super canggih. Ruangan koleksi perpustakaan segala tersedia, mulai dari bahan multimedia hingga yang konvensional, seperti; kaset video, kaset suara, VCD (Video Compact Disk), DVD (Digital Video Disk), LD (Laser Disk), foto-foto (baik dalam bentuk metadata atau tercetak), kliping, disket dan CD (Compact Disk) juga tersedia electronik book. Hebatnya lagi hampir semua data koleksi tersebut dapat ditelusuri dan dicari melalui katalog komputer yang tersedia di hampir seluruh ruang baca. Tidak seperti rancangan perpustakaan konvensional biasanya, ruangannya lebih kecil dan pengunjungnya juga terlihat sangat sedikit. Dengan teknologi informasi kita mampu mengotomatisasikan perputaran sehingga akan mempercepat kerja dan rutinitas. Penerapan teknologi informasi akan sangat membantu banyak sekali kerja, lebih efektif dan efisien baik secara waktu, tenaga, pekerjaan dan modal. Bukan hanya rutinitas, dengan teknologi informasi pekerjaan yang tadinya tidak mungkin dikerjakan menjadi ada alternative untuk menjembatani. Pekerjaan yang paling banyak terbantu dengan adanya penerapan teknologi informasi di perpustakaan adalah dalam pembuatan basis data koleksi perpustakaan. Setelah semua data dimasukkan (entry) maka dengan menggunakan fasilitas search pemakai akan dengan mudah mengetahui keberadaan buku yang dicari. Termasuk juga pengelola perpustakaan akan sangat mudah dalam menambahkan koleksi buku tentang daftar dan pelayanan peminjaman. Hal yang sangat menarik saat ini adalah digunakannya fasilitas internet sebagai alternatif layanan perpustakaan berbentuk digital. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang, seiring dengan menulis, mencetak, mendididik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan caramengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola, dan menyediakannya untuk umum. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut. 1. Teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan system informasi perpustakaan adalh pengadaan, invebtarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahn pustaka, pengelolaan anggota, statistic, dan sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan 2. Teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital. Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu system informasi, tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur prealatan teknologi informasi yang mendukung keduanya (Ikhwan Arif, 2003: 2,3) 3. Dampak perkembangan teknologi informasi bagi perpustakaan Informasi adalah benda abstrak yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan positif dan atau sebaliknya. Informasi dapat mempercepat atau memperlambat pengambilan keputusan. Dengan demikian informasi memiliki kekuatan, baik yang membangun maupun yang merusak. Dalam prakteknya, informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk baik lisan (oral), tercetak (printed), audio, maupun audio-visual gerak yang masing-masing memiliki ciri khas, kelebihan dan kekurangan. Permasalahan utama yang dihadapi bangsa kita khususnya dalam bidang pendidikan, menghadapi era globalisasi (terutama pasar global) adalah rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia. Hal ini menuntut perpustakaan lebih aktif dalam meningkatkan profesionalisme kemampuan pustakawan dalam penguasaan teknologi untuk meningkatkan kinerja dan layanan perpustakaan. Mengingat semakin majunya zaman, banyak perpustakaan telah bertransformasi menjadi perpustakaan modern atau yang banyak dikenal sebagai perpustakaan elektronik dan perpustakaan digital. Perpustakaan modern tidak lagi dapat dikelola secara konvensional mengingat perkembangan jumlah dan jenis informasi, tuntutan masyarakat, dan teknologi informasi yang demikian pesat melaju. Masyarakat semakin sadar informasi, mempunyai tuntutan yang semakin tinggi atas mutu layanan suatu organisasi. Fungsi perpustakaan pun tidak lagi hanya sebagai gudang buku, melainkan pusat informasi yang dapat menyediakan akses ke sumber – sumber informasi dari seluruh dunia tanpa batas waktu dan tempat. Untuk itu, diperlukan pengelolaan perpustakaan secara kreatif, inovatif dengan penerapan teknologi informasi yang terus berkembang. Teknologi informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Dalam masyarakat maju, pengetahuan merupakan sumber daya primer untuk individu dan publik. Sebagai akibatnya, seseorang harus selektif tentang jenis data dan informasi yang diproses. Data dan informasi tersebut harus relevan, dan akurat sehingga dapat terhindar dari memperoleh harta karun dari longsoran informasi yang tidak penting. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung, banyaknya rak, atau berjubel penggunanya. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan menerapkan TI dalam aktivitasnya keseharian. Perkembangan TIK mengakibatkan semua bidang pekerjaan perpustakaan tidak ada lagi yang tidak mendapat sentuhan ”keajaiban” teknologi. Internet telah mengubah dunia informasi tanpa banyak formalitas. Teknologi informasi ini memberikan kemudahan luar biasa kepada pengguna/pemustaka untuk mengakses informasi lintas batas. Namun munculnya internet membawa dampak pada perpustakaan sebagai ancaman, bahkan bisa menggeser kedudukan perpustakaan Siapapun tanpa kenal ras, agama, etnik, usia bebas memperoleh informasi lewat internet. Siapapun menjadi semakin mudah untuk melakukan multy-tasking (beberapa tugas dalam waktu yang sama hanya melalui satu komputer), internet juga memudahkan orang untuk berpikir dan menuangkan gagasannya secara multi format dan non-linier. Kemampuan internet juga meningkatkan percepatan cross-breeding informasi dan pengetahuan yang bukan lagi dalam disiplin atau bidang kehidupan yang sama, tetapi juga secara intra dan inter disiplin bidang kehidupan. Dengan fenomena ini informasi yang dulu dikontrol oleh kehadiran perpustakaan, kini telah tergantikan oleh mesin pencari data semacam Google, Yahoo, AltaVista, dan sejenisnya. Pada kasus inilah, posisi perpustakaan pun mencair, tak terbatasi oleh bangunan dan rak-rak buku, namun lebih bermain pada jaringan dan ketersediaan informasi di dunia maya. 4. Menghadapi perkembangan teknologi informasi perpustakaan Setelah perpustakaan terselenggara, maka menjadi kewajiban moral masyarakat pemakainya untuk memelihara dan mengembangkannya. Pengembangan ini meliputi aspek-aspek ketenagaan, bahan informasi, sistem, dana, dan gedung/ruang secara kualitas dan kuantitas. Tanpa adanya kepedulian masyarakatnya, perpustakaan itu sulit berkembang. Oleh karena itu, diperlukan kebersamaan dalam penyelenggaraan, pemeliharaan, dan pengembangannya. Dengan berkembangnya teknologi, perpustakaan dituntut menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk elektronik. Pemanfaatan informasi dalam bentuk elektronik saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern oleh masyarakat kita. Hal ini harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan terhadap jumlah dan mutu layanan perpustakaan, resource sharing, mengefektifkan SDM, efisiensi waktu, dan keragaman informasi yang dikelola. Adapun pengemasan produk berbasis teknologi ini bisa dilakukan dengan membangun sebuah digital library, dimana isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer. Perkembangan TI mengakibatkan semua bidang pekerjaan perpustakaan tidak ada lagi yang tidak mendapat sentuhan ”keajaiban” TI. Keilmuan perpustakaan pun saat ini dituntut mampu mengikuti perubahan sosial pemakainya. Perubahan dalam kebutuhan informasi, perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan dalam berkompetisi. Pustakawan perlu menyadari bahwa perlu ditumbuhkan suatu jenis kepustakawanan dengan paradigma-paradigma baru yang mampu menjawab tantangan media elektronik tanpa meninggalkan kepustakawanan konvensional yang memang masih dibutuhkan (hybrid library). Hanya dengan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional pustakawan yang berkualitaslah (melalui keilmuannya) kita bisa membangun paradigma kepustakawanan Indonesia. Arus perubahan teknologi informasi secara cepat melanda semua organisasi termasuk perpustakaan. Sementara para pustakawan masih harus tetap menyelenggarakan dan menyediakan layanan informasi secara tradisional, disisi lain tuntutan untuk mengikuti kemajuan teknologi informasi harus juga terpenuhi. Pustakawan harus mengembangkan keahliannya dalam bidang teknologi informasi. Mereka juga mempunyai peran baru agar supaya dapat mendukung layanan informasi yang berbasis teknologi. Teknologi telah berpengaruh besar terhadap kegiatan pustakawan. Para pustakawan yang bertugas menyeleksi bahan pustaka mesti berhubungan dengan penyediaan informasi secara digital tanpa harus memilikinya.Para pustakawan yang bekerja di bagian pemrosesan harus memproses bahan pustaka yang dapat diakses melalui komputer oleh pengguna. Para pengambil kebijakan di bidang perpustakaan harus mempunyai kiat baru bagaimana mengatasi persoalan ini. Pengembangan strategi harus dilakukan agar membantu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna dan mendukung layanan informasi yang berbasis teknologi dimasa mendatang, apalagi menghadapi zaman globalisasi yang serba tanpa batas. Hal ini diharapkan berujung pada terbentuknya perpustakaan yang ideal yang berkualitas. Menyikapi perkembangan teknologi informasi dalam masyarakat yang semakin pesat itu, kita masih melihat adanya fenomena kebangkitan spiritualisme, primordalisme, dan nasionalisme etnik dalam masyarakat kita. Dari fenomena ini dapat diantisipasi dampak informasi yang melanda kehidupan manusia abad ini. Oleh karena itu, maka perlu adanya kemampuan membaca tanda-tanda jaman dan meresponnya dengan strategi yang cerdas. Disamping itu perlu dilakukan langkah-langkah yang inovatif, kreatif, dan antisipatif oleh perpustakaan dan pusat informasi agar tidak terjebak dalam perspektif kaku. Berinformasi (mengelola, menyampaikan, menyebarkan, dan memanfaatkan informasi) merupakan hak azasi manusia yang hak-hak tersebut dibatasi oleh hak orang lain. Dalam kondisi tertentu, hak-hak itu memang dibatasi demi kepentingan keamanan, politik, atau untuk memperkuat status quo. Sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka kini tiap orang dapat menggunakan hak informasi secara leluasa temasuk hak seseorang untuk tidak memberikan suatu informasi kepada orang lain. Demokratisasi informasi dalam perspektif perpustakaan dapat ditunjukkan pada prinsip-prinsip perpustakaan dan lima hukum perpustakaan III. PENUTUP A. Kesimpulan Kebutuhan akan teknologi informasi sangat berhubungan dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan, tempat rujukan bagi para pencari ilmu, dan pengembangan karya-karya ilmiah. Dengan digunakannya teknologi informasi pergeseran kebudayaan berkembang seiring dengan meningkatnya minat untuk menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Paradigma lama perpustakaan dengan berbagai kerumitannya dalam melakukan pengelolaan pustaka, keanggotaan serta sirkulasi koleksi kini terhapus. Semua dapat dilakukan dengan perubahan tata cara pengelolaan perpustakaan yang memanfaatkan teknologi informasi. Internet telah mengubah dunia informasi tanpa banyak formalitas. Kekuatan teknologi informasi telah menggiring kita ke keadaan sekarang dan kita akan semakin tergantung padanya Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung yang dipakai, banyaknya rak buku, ataupun berjubelnya pengguna. Semakin canggih dan otomasi kinerja perpustakaan maka semakin maju perpustakaan itu. Alasannya sederhana dengan teknologi informasi maka akan lebih banyak yang dikerjakan dan dilayani. B. Saran Kemajuan teknologi informasi telah mempengaruhi peran perpustakaan. Bagi pustakawan ini adalah tantangan sekaligus harapan dan masa depan perpustakaan. Oleh karena itu, setiap komponen pengelolaan perpustakaan perlu menyesuaikan diri dengan manajemen yang berbasis informasi dan teknologi mutakhir sehingga mampu menjadi pusat informasi pertama dan utama serta diperlukan kebersamaan dalam penyelenggaraan, pemeliharaan, dan pengembangannya. DAFTAR PUSTAKA Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi Perencanaan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media Purwono. 2008. Strategi Penelusuran Informasi Melalui Internet. Jurnal ilmiah (online), diakses tanggal 3 April 2012 Mansur Sutedjo. 2012. Strategi Pengembangan Repository Perpustakaan ITS. Jurnal perpustakaan (online). (http://digilib.its.ac.id) http://riah.staff.uns.ac.id . diakses tanggal 22 April 2012 Arif Nurochman. Teknologi Informasi Perpustakaan vs Perpustakaan Teknologi Informasi. 20 April 2010 Lina Khoerunisa. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Kinerja Layanan Perpustaakaan Dan Mewujudkan Perpustakaan Ideal. 29 April 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar